Wednesday, February 17, 2010

Batam Island-Gateway to Penyengat

By: Badrut Tamam Gaffas

Lantaran sebuah hal, akhirnya saya berkesempatan menyinggahi Batam, salah satu pulau terluar berjuluk pulau kalajengking “the scorpion island”, pulau penting yang terletak di antara gugusan pulau di semenanjung Riau yang mempunyai nilai strategis khususnya karena berada dalam lingkar kawasan segitiga emas sijori atau the golden triangle di antara Singapura, Johor dan Riau. Because a thing, I had the opportunity finally stop in Batam, one of the outer islands scorpion island nicknamed "the scorpion island", an important island lies between the group of islands in the Riau peninsula which has a strategic value, especially because it is in the golden triangle area circle or the golden Sijori triangle between Singapore, Johor and Riau. Dekatnya Batam ke Singapura bisa disaksikan dari arah utara kantor pos kota batam, dari sana jika cuaca cerah kita bisa melihat bangunan–bangunan tinggi pencakar langit negeri Singapura dengan World Trade Centre–nya yang megah. Nearby Batam to Singapore can be seen from the north batam city post office, from there if the weather clears we can see the tall buildings of Singapore's skyscrapers country with the World Trade Center was a grand.

Batam terkesan banyak berkiblat kepada Singapura dengan ciri bangunan “Rafflesianya” namun yang menarik di jalan–jalan utama kota, kita masih bisa menemukan plang nama jalan yang ditulis secara berganda yakni aksara latin yang bersanding dengan aksara arab seperti pada jalan Laksamana Bintan, jalan Raja Haji Fisabilillah dan sebagainya, tempat-tempat umum pun banyak menggunakan nama khas melayu seperti stadion Tumenggung Abdul Djamal di Muka Kuning atau bandara Hang Nadim di Sekupang. Batam impressed much oriented to Singapore with the characteristics of the building "Rafflesianya" interesting but in the main streets of town, we still can find a signpost that street names written in Latin characters ie double that coupled with arabic characters like Admiral Bintan on the road, Raja street Fisabilillah and so on, public places too much use unique names such as stadiums melayu Tumenggung Abdul Djamal in Muka Kuning or Hang Nadim airport in Sekupang. Citra Batam sebagai ranah Melayu tidaklah mudah untuk dihapuskan meski putaran zaman telah menunjukkan jarum milenia. Batam's image as a realm of Malays is not easy to be abolished even though times have shown round the needle millennia.

Bagi saya yang tinggal di batam centre kerapkali terbersit kerinduan untuk sejenak melabuhkan ruhani di masjid raya Batam Center, untungnya dari my mart carnavall mall jaraknya lumayan dekat sehingga cukup ditempuh dengan berjalan kaki. For me who lives in batam center often occurred while longing for a spiritual anchor in the mosque highway Batam Center, fortunately from mart carnavall my mall located near enough decent walking distance. Terdapat daya tarik tersendiri pada bangunan masjid nan megah bercorak arsitektur khas melayu itu, atapnya berbentuk limas atau tumpang bertingkat yang terbuat dari kayu pilihan berwarna kecoklatan, di dalam masjid terdapat pula kotak amal berjalan terbuat dari bilah kayu berukir yang merupakan miniatur masjid yang unik. There is a main attraction at the grand mosque nan melayu patterned architecture, the pyramid-shaped roof or overlap-story wooden brownish color choices, in the mosque there is also a charity box running made of carved wood is a unique miniature mosque. Pada sisi belakang masjid terdapat pelataran luas dan asri berhiaskan aneka rumpun bunga lokal yang diapit oleh pilar–pilar pancang bertudung lentera penerang taman nan indah, tersedia koridor panjang yang khusus menghubungkan kedua sisi masjid yang dilengkapi dengan sebuah Taman Air Mancur sehingga Masjid ini menjadi tempat yang menyenangkan untuk beribadah, beristirahat dan berwisata bersama keluarga. On the back side of the mosque is spacious and beautiful courtyard decorated with a variety of local flowers flanked by the pillars of a hooded lantern light stakes beautiful garden, is a special long corridor connecting the two sides of the mosque which is equipped with a Fountain Park so that this mosque became a place of fun for worship, rest and travel with family.

Dari sana kita bisa menatap sekeliling Batam Centre dengan leluasa, di sisi sebelah timur masjid terdapat sebuah kompleks bangunan asrama haji dan ketika selintas pandangan bergeser ke sebelah utara kita dapat menikmati bentang indah panorama teluk Batam Center yang dibangun secara khusus sebagai gerbang pelayaran internasional menggantikan pelabuhan Batu Ampar. From there we can look around freely Hoedspruit, on the east side of the mosque there is a pilgrim hostel building complex and when passing the view shifts to the north of us can enjoy the beautiful panorama of the bay landscape Batam Center is built exclusively as the international shipping gateway to replace the port of Stone Ampar.

Tidak sedikit yang menjuluki Batam sebagai pulau Habibie karena secara historis Batam menggeliat bangkit berkat langkah inovatif BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menristek dengan membentuk Badan Otorita Batam yang salah satu programnya adalah pengembangan kawasan padat industri di Muka Kuning serta proyek pembangunan jembatan Barelang yang monumental dengan menghubungkan Batam (Setoko–Nipah), Rempang (Rempang–Galang), Galang (Galang–Galang Baru). Not a bit of dub Habibie's Batam as an island because historically Batam stretched innovative step up thanks to BJ Habibie, who was then serving as Research and Technology to form the Batam Authority Board is one of the program is the development of solid areas in Muka Kuning industrial and development projects of a monumental bridge in Tema connecting Batam (Setoko-Nipah), Rempang (Rempang-Galang), Galang (-Galang Galang Baru).

Kedua proyek mercusuar yang sarat kontroversi itu juga banyak diakui sebagai langkah percepatan pembangunan Batam di multi sektor ; industri, perdagangan, kelautan dan pariwisata, namun di sisi lain para karyawan Badan Otorita Batam tak ubahnya tuan–tuan tanah yang memiliki otoritas berlebih atas kawasan tertentu dan juga mengantongi ijin penertiban atas hunian–hunian liar yang tumbuh silih berganti. Both the lighthouse project was full of controversy is also widely recognized as the acceleration of development in a multi-sector Batam; industrial, commercial, marine and tourism, but on the other side of the Batam Authority Board employees were like landlords who have excessive authority over a particular area and also won control of the occupancy permit, which grows wild residential succession. Otoritas itulah yang pada akhirnya berubah bentuk sebagai legalitas untuk memungut upeti dan menebalkan kantong–kantong pribadi. Authority that ultimately change the legal form to collect tribute and strengthen private pockets.

Kegundahan itulah yang mendorong saya untuk mengabadikannya dalam rangkaian kata berikut ini : Distress is what prompted me to mengabadikannya in the following phrase:

Lorong dan gang-gang gelap, seberkas warna memerah di kala senja Corridor and dark alleys, a shaft of red color in the twilight
Tertumpah ruah disana .. Modulus spilled there ..
Pendatang liar yang hidupnya terlantar, sebagai buruh-buruh liar….. Immigrants displaced wild life, as workers wild ... ..
Penghuni rumah-rumah liar Residents of wild homes
Yang belum lagi merdeka dari pungutan–pungutan liar Which is not yet free from illegal levies
Selalu saja tumbuh belukar di setiap ladang peradaban Always scrub growing in every field of civilization
Selalu menitis sang fir'aun di hati para pemuja kekuasaan Always exude the pharaohs in the hearts of the worshipers of power
Kelak ia akan menemui akhir yang fana Later he will meet the end of the mortal
Seperti taman gantung ajaib negeri Babilonia Like a magical land hanging gardens of Babylon
Luluh lantak di makan usia … tiada bersisa Falling apart in age ... no food left over
(Gaffas-Batam-2001) (Gaffas-Batam-2001)

Sayangnya persinggahan di Pulau Batam kemudian berakhir sebelum saya sempat menyinggahi sebuah pulau kecil bersejarah yang terletak di Pulau Bintan. Unfortunately stopover in Batam Island and ended before I could stop in a small island located in the historic island of Bintan. Pulau itu bernama Penyengat, gerbang utama untuk mengulas balik sejarah kejayaan Kesultanan Melayu Riau yang pernah berdaulat di Semenanjung Malaka. The island was named Jaafar, the main gate to review the history behind the triumph of the Sultanate of Riau Malays who never sovereign in the Malay Peninsula. Di Pulau itulah raja-raja Melayu Riau dimakamkan di atas pusara Engku Putri bernisan pualam bertuliskan syair dan hikayat penuh hikmah yang terkenal sebagai Gurindam Duabelas. On the island's kings buried in the Riau Malays over the tomb of marble bernisan Mempura read poetry and saga full of wisdom known as Gurindam Duabelas.

Perjalanan menuju Penyengat bisa diawali dari batam dengan menempuh rute Telaga Punggur–Tanjung Pinang dengan menggunakan kapal wisata dan speed boat, perjalanan berlanjut dengan menumpang speed boat atau sampan menuju Pulau Penyengat, di sanalah terdapat jejak keemasan peradaban Melayu di Semenanjung Malaka dan Nusantara yang memainkan peran penting bagi perjalanan syiar Islam di Asia Tenggara. The journey to be initiated from Pelalawan batam with lake route-Tanjung Pinang Punggur using boats and speed boat tours, travel continues to ride speed boat or canoe into Penyengat island, where there are traces of civilization gold Malays in the Malay Peninsula and Archipelago to play a role important for the Islamic syiar travel in Southeast Asia.

Source: http://bulanbintang.wordpress.com